Sunday, February 28, 2016

CLBK (CURUG BENOWO KALISIDI)







Halo #KawanBermain ketemu lagi dengan saya, kali ini saya akan menceritakan ngeTrip dalam pencarian sumber mata air Gunung Ungaran, yang kata banyak orang memliki kesegaran saat meminumnya. Pencarian kali ini saya disebuah tempat wisata yang berada Kabupaten Semarang. Kenapa saya bisa ketempat ini? Dan apakah mata airi Gunung Ungaran ada disini? Langsung saja yuk simak cerita selengkapnya. 






Kenapa saya bisa ke tempat ini? karena saya pernah dengar dari seseorang kalo sumber mata air Gunung Ungaran itu tempatnya ya di air terjun, merasa penasaran saya memutuskan untuk mencari sebuah air terjun, pilihan saya tertuju disebuah air terjun yang berada di Kabupaten Semarang lebih tepatnya, Desa Kalisidi, Gunung Pati, Kabupaten Semarang. Yang bisa ditempuh dengan jarak 2 jam perjalanan dari kota, tapi klu ngebut paling 1,5 jam sih udah sampe. Cuaca pagi ini di Kota Semarang sangat cerah membuat semangat dan hati ini semakin menggebu-gebu untuk mencari sumber mata air Gunung. Tanpa ai..au..ao pagi itu saya packing perlengkapan yang dibutuhkan antara lain botol minum,lotion nyamuk karena banyak nyamuk disana dan jangan lupa membawa pakaian ganti, karenan daerah yang akan saya tuju adalah Sumber mata air. Akhirnya persiapan selesai dan bersiap menuju kesebuah Desa Kalisidi desa yang mempunyai wisata alam yang tersembunyi yaitu Curug lawe dan Curug Benowo. 






Saya sebut wisata alam yang tersembunyi kenapa? karena untuk menuju sana tidak mudah saya harus bertanya ke penguna jalan hingga 8 kali biar tidak salah jalan, tapi tetap saja nyasar juga *heheheheh* soalnya untuk menuju wisata ini sangat minim sekali papan informasi yang memberitahu akses menuju lokasi. Tapi tenang saja # KawanBermain setelah baca postingan ini saya jamin sobat bakal dapet pencerahan menuju jalan yang lurus halus kayak semangka *eh maksudnya menuju jalan sampai ke lokasi* Untuk menuju kesana ada dua pilihan yaitu dengan transportasi umum *sering – sering nanya ama kernetnya agar ngak salah turun* dan kendaran pribadi, untuk kali ini saya memilih untuk membawa kendaraan pribadi dari orang tua saya *heheheh* karena lebih cepat sampai dan nyaman.










Akses Menuju Lokasi 






Untuk menuju lokasi wista ini saya kurang lebih perjalanan dari kota Semarang sekitar 2 jam dengan rute Tugu muda ke arah Kalipancur menuju arah kecamatan Gunungpati jalan yang harus dilewati (Jl. Rs Kariadi), setelah itu ada lampu merah belok kanan , lurus terus hingga melewati Lampu merah ke 2 yang berada di persimpangan dekat Klenteng Sam Poo Kong. Setelah itu mengikuti jalan hingga menemui Lampu Merah dekat pom bensin, lha akhirnya saya telah sampe di Kalipancur dan di Kalipancur saya menjemput pujaan Hati *sebenarnya mau ngajak pacar biar ngak sepi, buat yang jomblo jangan iri ya? *






Setelah selesai menjemput pujaan hati akhirnya melanjutkan perjalanan dengan mengikuti jalan,*tenang g bakal nyasaar kalau mengikuti jalan,karena jalan hanya ada satu jalan* di perjalanaan nanti akan ditemui Waduk JatiBarang, Gua Kreo. Setelaah melewati perjalanan cukup lama maka di sisis kiri jalan ada Makam Darul Mukminin Siplaosan Sumurgunung belok kiri masuk kurang lebih tujuh kilometer dari jalan Wurjanto. Perlu diketahui medan menuju kelokasi masih sangat lah jauh melihat kondisi medan jalan yang berbatuan serta naik turun membuat saya untuk extra hati-hati. 






Biaya Masuk 






Wisatawan : Rp 4.000/orang 


Parkir roda dua : Rp 2.000/montor 


Parkir roda empat : Rp 5.000/mobil 






Setelah sampai menyelesaikan administrasi dan menitipkan montor saya menuju kesebuah rumah yang menjual makanan ringan, untuk mencari-cari informasi tempat wisata ini. Dari percakapan saya dengan penjual yang singkat, saya memutuskan segera memutuskan segera bergerak menuju lokasi dikarenakan jarak menuju curug lawe dan curuk benowo dari penitipan montor sangat jauh yaitu sekitar 1,5 Jam perjalanan, karena perjalanan untuk menuju Curug harus dilalui dengan berjalan kaki dan melewati Hutan Wista sehingga saya tidak mau memakan waktu lama disini. 






Perlu diketahui rumah yang menjual makanan itu tidak buka setiap waktu makanya bagi Kawan Bermain kalo yang mau bekunjung kesini harus siap-siap bawa bekal makan dan minuman dari rumah.






Perjalanan saya mulai melewati kebun cengkeh yang sangat luas kanan dan kiri hanya ada pohon cengkeh. Setelah melewati jalan berbatu saya dihadapkan dengan dua persimpangan, jalur jalan yang mana yang harus saya pilih untuk menuju curug lawe dan curug benowo. Dan jalur untuk menuju curug ini juga tidak gampang, karena jauh jalan yang dilalui pun Curam naik turunn dan licin, karena terkenan air jadi harus hati – hatri kawan.






Dengan hati-hati saya menuruni jalan yang curam, saya ketemu dengan irigasi yang tidak terlalu besar tapi airnya jernih. Kanan irigasi menjulang tinggi tebing dan sisi kiri irigasi jurang. Jika saya tergesa-gesa matilah saya dijurang maka dari itu saya melangkahkan setapak demi setapak dengan berhati-hati sambil menikmati kicauan burung *burung yang berada dihutan lo… bukan burung di dalam celana eh*. 






Sedang asik-asiknya jalan saya melihat sebuah jembatan kayu yang berwarna merah dan tertulis Jembatan Romantis *ahaah nama yang indah untuk yang pengen dapat jodoh disisni* yang berada didinggir tebing bawahnya itu jurang Kawan bayangkan coba kalo terjatuh gimana tu tidak ketemu deh jasadnya apalagi atasaannya untuk berpijak menggunakan Kayu yang sedikit rapuh dan ketika berjalan diatasnya Terdengar Kriek,kriek hehheeh. *eh tapi tenang tidak seserem itu sih dijamin aman kok kan soalnya kontruksinya itu dari baja, jadi tenang aja ya. Sumpama jatuh masih ada baja yang kuat.









Gambar 1 : Diatas Jembatan Romantis























Kembali lagi saya dibuat binggung dengan dua pilihan persimpangan kekanan curug benowo jalanya tanjakan dan kekiri curuk lawe jalan menurun. Tenang disini ada petunjuk berapa lama perjalanan yang ditempuh. Tapi saya tidak ambil pusing untuk mengunjungi kedua curug tersebut dan saya ambil jalur menuju curug Lawe terlebih dahulu karena melihat jalurnya lebih cepat.






Trek menuju curug Lawe cukup sulit dan sempit, beberapa kali harus melewai medan jalur tanjakkan terjal, turunan yang licin, menyebrangi sungai mundar-mandir, melintasi jembatan bambu dan kayu yang labil, kami menemukan pertigaan kedua menuju curug lawe, dan setelah melewati jembatan kayu, menyebrangi sungai hingga akhirnya sebuah tanjakan yang terlihat tinggi sekali harus saya daki…whohaa…tapi semangat sepanjang perjalanan terus memompa semangat saya untu mencari bidadari. Hingga akhirnya tibalah saya di Curug pertama, yaitu Curug Lawe. Dengan air terjun yang indah serta air yang bisa diminum langsung. 











Gambar 3 : Pemandangan Curug Lawe









Gambar 4 : Pemandangan Curug Lawe










Gambar 5 : Pemandangan Curug Lawe









Keren, ini benar-benar luar biasa ini keindahan alam yang tersembunyi seakan pemandangan Curug Lawe ini menghapus semua kecapean yang saya rasakan, larut bersama indahnya air terjun. Setelah jalan 1,5 jam yang cukup melelahkan. Saya memutuskan istirahat cukup lama disini. Sebelum Berpindah Tempat. 






Dan akhirnya Kembali ke jalan semula, melalui tanjakan curam, menyebarangi sungai dan setelah jembatan kayu kami bertemu dengan pertigaan kecil dengan petunjuk arah Curug benowo, jalan setapaknya cukup kecil namun curam dan saya terus mendaki hingga kami tiba di puncak bukitnya. Setelah dari puncak bukit saya kembali harus menuruni bukit, lebih waspada karena jalur yang sempit, rawan longsor dan licin. Perlahan tapi pasti dan saya berhasil melewati trek yang cukup ekstrim ini, hingga akhirnya terlihatlah Curug benowo dari kejauhan. 








Gambar 6 : Pemandangan Curug Benowo 














Gambar 7 : Pemandangan Curug Benowo 













Tak cukup kata saya mengungkapkannya, Curug Benowo ini luar biasa cakep, curugnya tinggi sekali, berbeda dengan curug lawe yang berbentuk melebar, curug benowo berbentuk air terjun tunggal yang tinggi sekali, sepertinya ini adalah salah satu air terjun tertinggi yang pernah kulihat. tingginya berapa? Sayang saya waktu itu tidak membawa meteran buat ngukur tingginya airterjun hha, pokoknya tinggi deh, tapi ada perbedaan yang jelas terlihat antara Curug Lawe dan Benowo. Yaitu sepinya pengunjung di Curug Benowo, Mungkin Curug benowo kurang terkenal. Meskipun Curug Benowo Sepi tapi keindaahan nya masih terlihat jelas. Tidak merasa Hari semakin siang menjelang sore, saya pun mempersiapkan diri untuk perjalanan pulang. 






Jalur pulang saya yang berbeda membuat saya harus membaca arah jalan. Beruntung ternyata jalur pulang tidak terlalu berat, jalur pulang cenderung landai dengan mengikuti pinggir sungai , tapi ada hal yang menyenankan saat balik dari Curug Benowo yaitu melihat aliran air yang lumayan deras dan jernih hasrat hati untuk bermain air pun muncul, tanpa banyak kata akhirnya saya bermain air dengan pakaian lengakap meskipun basah dan Pujaan hati tidak mau menemani tidak masalah, yang penting seneng hahahah. 










Gambar 7 : Pemandangan Aliran air Curug Benowo











Gambar 8 : Bermain air Aliran Curug Benowo








Gambar 9 : Bermain air Aliran Curug Benowo 





Gambar 10 : Bermain air Aliran Curug Benowo 













Akhirnyan setelah puas bermain air, saya mulai meninggalkan Curug meskipun menyenangkan. Dah akhirnya pulang untuk menuju kehidupan anak kuliah yang penuh dengan tugas, setidaknya untuk hari minggu bisa refresing.






Perlu diperhatikan juga buat ##KawanBermain yang berkunjung tetap jaga kebersihan ya.. Supaya tempat wisata yang bagus ini tetep terjaga keasrianya, kebersihanya, dan keindahanya. sampai disini dulu sampai ketemu di Trip selanjutnya :)





By : febry282










4 comments:

Fungsi Klik